Sirkuit Moto GP Mandalika Lombok Menjadi Kajian Skripsi dan Berhasil Lulus dengan Masa Studi 4 Tahun

Selasa, 13 Juli 2021 13:08 WIB

Indonesia tidak lama lagi bakal memiliki sirkuit MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). Nantinya, sirkuit Mandalika tersebut bakal dijadikan tempat gelaran MotoGP pada musim 2021 atau musim 2022. Progres pembangunannya pada saat ini masuk dalam tahap penyelesaian lapisan aspal atas lintasannya dan bangunan-bangunan pendukung sirkuit. Sebelumnya sudah diselesaikan pekerjaan groundwork dan ground improvement (perbaikan tanah dasar). Perbaikan tanah dasar inilah yang menarik bagi Kelvin Kasvani Ondang, mahasiswa Prodi Teknik Sipil Angkatan 2017 untuk mengkajinya melalui skripsinya yang berjudul ‘Perencanaan Stone Column untuk Meningkatkan Daya Dukung Tanah terhadap Potensi Likuifaksi”. Denga bimbingan Dr. Ir. Sunarto, MT dan Ir. Ernawan, MT. Skripsinya telah berhasil dipertahankan dengan sangat baik di hadapan dewan penguji yang dilaksanakan pada Jum’at, 9 Juli 2021 yang lalu.

Faktor keselamatan terhadap bencana alam perlu diperhatikan dalam perencanaan konstruksi sirkuit MotoGP Mandalika karena secara geomorfologi Indonesia berada di ring of fire dan terletak di atas tiga lempeng bumi, yakni lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia. Pergerakan lempeng bumi dan aktivitas gunung berapi dapat memicu terjadinya bencana alam yang dapat membahayakan manusia dan bangunan di area kejadian. Secara umum provinsi NTB termasuk dalam daerah rawan gempa, dan khususnya pada KEK Mandalika termasuk ke dalam zona rentan likuifaksi ditinjau dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa yang dipublikasi oleh Pusat Studi Gempa Nasional pada tahun 2017.  Area sirkuit MotoGP Mandalika merupakan daerah pesisir pantai yang memiliki karakteristik tanah berpasir. Tanah berpasir memiliki kecenderungan perubahan sifat dari yang awalnya bersifat padat menjadi bersifat cair dan mengalir saat terjadi gempa. Fenomena ini umum dikenal dengan likuifaksi.

Perbaikan tanah dasar berpasir dengan metode stone column menurut Woodward (2005) adalah untuk meningkatan nilai CRR (Cyclic Resistant Ratio) yang diakibatkan pada saat instalasi stone column akan dilakukan penggetaran terhadap tanah, sehingga mengakibatkan tanah pasir memadat. Saat terjadi gempa bumi, material stone column dapat meloloskan tekanan air pori berlebih karena sifat materialnya yang dapat meloloskan air. Karena itu metode stone column dapat menjadi rujukan perbaikan tanah untuk meningkatkan daya dukung tanah pada badan sirkuit internasional MotoGP Mandalika sebagai mitigasi bencana gempa bumi yang dapat berdampak likuifaksi. Desain stone column adalah berbentuk segitiga (triangular) dan berbetuk segi empat (square) dengan kedalaman 16 meter dengan jumlah total keseluruhan sebanyak 1120 titik stone column.

Shared: